Meditasi (3)

Saat-Saat Terindah dalam Hidup

Dakwah

Pengantar

Setiap insan tentu pernah merasakan saat-saat terindah dalam hidupnya. Momen-momen ini sering kali menjadi kenangan yang berharga, di mana hati dipenuhi dengan kebahagiaan dan rasa syukur. Namun, apa yang dianggap sebagai saat terindah dapat bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya, tergantung pada apa yang mendominasi hati dan jiwanya. Dalam konteks ini, penting untuk merenungkan dan memahami makna sejati dari kebahagiaan.

Tiga Bentuk Kebahagiaan

Imam Ibnul Qayyim, seorang ulama besar, menyatakan bahwa kebahagiaan yang diprioritaskan oleh jiwa manusia dapat dibagi menjadi tiga bentuk utama:

  1. Kebahagiaan Material:
    • Kebahagiaan ini berasal dari hal-hal di luar diri manusia, seperti harta, kekayaan, dan kedudukan. Seringkali, orang merasa bahagia ketika mereka berhasil mengumpulkan kekayaan atau mencapai jabatan tinggi. Namun, kebahagiaan ini bersifat sementara dan dapat hilang kapan saja. Sebagai contoh, dalam sebuah kisah, seorang ulama yang menumpang kapal bersama para saudagar kaya menyaksikan bagaimana kapal tersebut tenggelam, membawa harta mereka bersamanya. Para saudagar yang sebelumnya merasa mulia kini menjadi hina tanpa harta mereka, sementara ulama tersebut dihormati karena ilmunya. Ini menggambarkan bahwa kebahagiaan yang bersumber dari harta adalah pinjaman yang dapat hilang.
  2. Kebahagiaan Fisik:
    • Bentuk kebahagiaan ini berkaitan dengan kesehatan, penampilan fisik, dan kekuatan tubuh. Meskipun lebih dekat dengan diri kita dibandingkan kebahagiaan material, kebahagiaan fisik ini juga tidak mencerminkan keindahan jiwa. Banyak orang terjebak dalam penampilan luar, mengabaikan aspek spiritual dan emosional yang lebih penting. Sebuah ungkapan menyatakan bahwa seseorang tidak hanya diukur dari fisiknya, tetapi dari ruh dan hatinya. Kebahagiaan fisik ini dapat pudar seiring waktu, dan tanpa keindahan jiwa, seseorang akan kehilangan makna hidup yang sebenarnya.
  3. Kebahagiaan Spiritual:
    • Inilah kebahagiaan yang sejati, yaitu keindahan rohani yang berasal dari ilmu yang bermanfaat dan amal sholeh. Kebahagiaan ini tidak hanya bersifat sementara, tetapi menetap dalam hati dan jiwa manusia. Ketika seseorang melakukan amal kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah, dia akan merasakan kebahagiaan yang abadi, yang menyertainya dalam perjalanan hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan spiritual ini adalah tujuan akhir dari setiap insan yang mencari makna dalam hidup.

Kebahagiaan Sejati

Berdasarkan pandangan di atas, jelas bahwa kebahagiaan sejati terletak pada pengamalan ajaran Islam dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira; kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa (kesenangan duniawi) yang dikumpulkan oleh manusia.”
(QS. Yunus: 58)

Ayat ini menekankan pentingnya menemukan kebahagiaan dalam iman dan amal sholeh, yang jauh lebih berarti dibandingkan kesenangan dunia yang bersifat sementara. Keduanya—keimanan dan amal—adalah sumber kebahagiaan yang hakiki dan abadi.

Kenikmatan Akhirat

Saat terindah di akhirat adalah ketika seorang hamba bertemu dengan Allah Ta’ala. Dalam Al-Qur’an, Allah menjanjikan bahwa bagi orang-orang yang beriman, ada pahala yang lebih besar daripada semua kenikmatan yang ada di surga. Kenikmatan ini melampaui semua kenikmatan lainnya, termasuk melihat wajah Allah yang Maha Mulia.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Orang yang berpuasa akan merasakan dua kegembiraan; kegembiraan ketika berbuka puasa dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kegembiraan ini menunjukkan bahwa saat-saat terindah bagi orang-orang yang beriman adalah ketika mereka dapat bertemu dengan Allah dan mendapatkan balasan atas amal baik mereka di dunia.

Penutup

Saat yang paling indah bagi seorang hamba adalah ketika dia beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Kebahagiaan ini akan terus berlanjut hingga akhirat, di mana mereka akan mendapatkan balasan yang abadi. Dalam sebuah doa, Imam Hasan al-Bashri berdoa:

“Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik amalan kami sebelum ajal menjemput kami, dan jadikanlah sebaik-baik hari bagi kami adalah hari ketika kami berjumpa dengan-Mu.”

Ini menunjukkan betapa pentingnya menjadikan saat-saat terindah dalam hidup kita sebagai momen untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah, sehingga kita dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki.

Renungan

Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu merenungkan apa yang kita anggap sebagai saat terindah dalam hidup kita. Apakah itu berkaitan dengan kesuksesan duniawi, penampilan fisik, ataukah kedekatan kita dengan Allah? Kebahagiaan sejati terletak pada pengamalan ajaran-Nya dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan tujuan akhir kita.

Maka, marilah kita berusaha untuk menjadikan saat-saat terindah dalam hidup kita ketika kita beribadah, beramal sholeh, dan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Dengan cara ini, kita akan meraih kebahagiaan yang abadi, baik di dunia maupun di akhirat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *