Di era digital saat ini, kita sering melihat berbagai komentar yang mencela dan menghina orang lain, terutama mereka yang sedang viral. Mari kita renungkan beberapa pelajaran berharga dari para ulama tentang bahaya mencela dan pentingnya menjaga lisan.
Peringatan dari Hasan Al Basri
Hasan Al Basri rahimahullah mengingatkan kita bahwa:
“Barang siapa yang mencela saudaranya karena dosa-dosanya, sedangkan saudaranya itu sudah bertaubat kepada Allah, maka si pencela tidak akan meninggal dunia kecuali dia akan mengalami dosa saudaranya tersebut.” (HR. Ibnu Abid Dunya dalam kitab Ash-Shamt)
Kesombongan dan Dosa
Syaikh Al-Mubarakfuri menjelaskan bahwa kesombongan bisa membuat seseorang terjerumus dalam dosa yang sama. Ketika kita merasa lebih baik daripada orang lain, kita sebenarnya menunjukkan sikap sombong dan merendahkan orang lain.
“Dibalas dengan memberikannya jalan hingga ia akan melakukan maksiat yang ia cela yang dilakukan oleh saudaranya.” (Tuhfaful Ahwadzi 7/173)
Dosa yang Lebih Besar
Ibnul Qayyim juga menegaskan bahwa:
“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu.” (Madarijus Salikin 1: 176)
Dosa Mencela
Dosa mencela orang lain yang telah berbuat salah ternyata lebih besar daripada dosa yang dilakukan oleh orang tersebut. Ini karena mencela menghilangkan ketaatan dan menunjukkan sikap merasa suci:
“Engkau mencela saudaramu yang melakukan dosa, ini lebih besar dosanya daripada dosa yang dilakukan saudaramu.” (Madarijus Salikin 1:177/178)
Bahaya Lisan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan satu kalimat, ia tidak menganggapnya berbahaya; dengan sebab satu kalimat itu ia terjungkal selama tujuh puluh tahun di dalam neraka.” (HR. At-Tirmidzi, Hasan Shahih)
Mari kita jaga lisan dan tulisan kita. Setiap ucapan dan tulisan akan dihisab dan dipertanggungjawabkan di hari kiamat. Sebagai netizen, kita memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan dan tidak terjerumus dalam kebencian. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari renungan ini dan menjadi pribadi yang lebih baik.